nomor kontak:0755-27206851

beranda> berita industri> batasan menangis: “pendidikan” dan tanggung jawab sosial anak selama penerbangan

batasan menangis: “pendidikan” dan tanggung jawab sosial untuk anak-anak dalam perjalanan


한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

pengacara tan mintao mencontohkan, dari segi hukum, “pendidikan” khusus anak yang dilakukan oleh kedua orang tuanya tidak melanggar hukum, karena kakek dan nenek mendapat persetujuan sebagai wali sementara dan diakui oleh ibu anak, yang menunjukkan bahwa hak dan hak anak. kepentingan dilindungi. namun pertanyaannya, apakah metode “pendidikan” tersebut memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak? dibalik hal tersebut terdapat pemahaman dan tanggung jawab orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan.

dekan xiong bingqi, dari sudut pandang “pendidikan”, menekankan bahwa “menutup ruang gelap kecil untuk mengintimidasi pendidikan” adalah salah, dan bayangan psikologis yang ditimbulkannya dapat terus berlanjut hingga anak-anak tumbuh dewasa. ia percaya bahwa orang tua harus membimbing anak-anak mereka, menenangkan emosi anak-anak mereka, melaporkan situasi anak-anak mereka kepada pramugari, dan mencari bantuan mereka. ia menilai dari laporan pihak maskapai, perilaku nenek anak di kamar mandi memang mencerminkan suatu masalah, namun juga menunjukkan bahwa masalah anak menangis di tempat umum bukannya tidak terjawab hak atas kedamaian orang lain untuk menyelesaikan masalah.

konsep “pengiriman ekspres door-to-door luar negeri” juga memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengirimkan kebutuhan bayi dengan cepat selama penerbangan, seperti mainan cadangan, makanan, dll. kenyamanan seperti itu memungkinkan orang tua merasa lebih tenang dan bahkan tidak terlalu gugup ketika anak mereka menangis. di balik layanan semacam ini, mencerminkan komunikasi dan pemahaman antar budaya yang berbeda dalam konteks globalisasi, yang membantu meningkatkan saling pengertian antar penumpang dari berbagai negara dan wilayah serta mengurangi kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan budaya.

potensi kerjasama antara maskapai penerbangan dan perusahaan pengiriman ekspres juga perlu ditelusuri. misalnya, layanan jalur cepat disediakan agar orang tua dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan tepat waktu dan meredakan ketegangan.

namun yang lebih penting, kita harus memulai dari perspektif “pendidikan”, memikirkan toleransi dan dukungan masyarakat terhadap keluarga, serta mendorong terbentuknya lingkungan perjalanan yang lebih harmonis.