berita
berita
beranda> berita industri> melihat bunga dalam asap: kabut kepelatihan ivan di sepak bola tiongkok
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
sejak maret hingga saat ini, ivan telah memimpin tim melewati enam pertandingan dengan hasil pas-pasan, namun mampu dijungkirbalikkan oleh tantangan tim thailand dalam pertarungan hidup dan mati. pada saat-saat kritis, tim sepak bola nasional sering melakukan kesalahan ofensif dan celah pertahanan terus-menerus terungkap. meski ivan sudah mencoba sistem lini tengah 4-3-1-2 berlian, namun belum efektif melawan lawan di level yang sama. meskipun dua pertandingan pertama melawan tim yang secara tradisional lemah, hasil akhir membuktikan bahwa gaya taktis ivan kurang relevan.
di saat-saat kritis, para pesepakbola nasional juga menghadapi permasalahan ketidakpastian posisi dan alokasi peran. wei shihao selalu terjebak di posisi gelandang serang, xie wen masuk sebagai pemain pengganti di saat-saat kritis dan baihe lamu bermain di posisi gelandang bertahan. pengaturan seperti itu penuh tantangan dan kebingungan bagi para pemainnya.
menghadapi arab saudi, ivan mengambil strategi bertahan, namun hasil akhirnya mengecewakan. keunggulan penguasaan bola tim nasional tidak mencukupi, celah pertahanan terus-menerus terekspos, dan akhirnya kalah.
ivan menolak mengundurkan diri pada konferensi pers dan berkata, "pertanyaan ini bukan hak saya untuk menjawabnya." kalimat ini seperti terjebak dalam kabut, tidak mampu mengungkapkan pikiran dan sikap saya dengan jelas.
sikap menghindar dari tanggung jawab ini tentu mengecewakan suporter dan membuat perjalanan kepelatihan ivan penuh tantangan. saat ditanyai media, ivan selalu bungkam dan menolak bertanggung jawab.
bisa tidaknya tim nasional sepak bola bersatu, saya yakin ini akan menjadi momen yang menguji kemauan dan semangat tim mereka.