berita
Berita
Beranda> Berita Industri> "Dampak Praktik Perdagangan AS terhadap Rantai Pasokan Global"
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Perilaku perlindungan perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat seperti ini pertama-tama mempengaruhi pola manufaktur. Banyak perusahaan yang bergantung pada pembagian kerja global menghadapi risiko gangguan rantai pasokan dan peningkatan biaya yang signifikan.
Mulai dari pasokan bahan mentah hingga produksi dan penjualan produk, semua aspek terkena dampaknya. Misalnya, pasokan beberapa komponen utama terhambat sehingga menyebabkan produksi terhenti dan waktu pengiriman tertunda.
Bagi industri logistik, dampak ini tidak bisa diabaikan. Angkutan udara, sebagai metode logistik yang penting, sangat terkena dampaknya.
Meningkatnya ketidakpastian permintaan telah mempersulit maskapai penerbangan untuk merencanakan rute dan mengatur kapasitas. Pesanan kargo yang semula stabil menjadi fluktuatif, tingkat okupansi penerbangan menurun, dan biaya operasional meningkat.
Pada saat yang sama, hambatan perdagangan menyebabkan waktu pengurusan bea cukai barang menjadi lebih lama, meningkatkan biaya pergudangan dan risiko logistik.
Selain itu, kebijakan perdagangan AS juga mempengaruhi kepentingan konsumen. Pasokan barang berkurang, harga naik, dan pilihan konsumen lebih sedikit.
Dalam hal ini, perusahaan harus mencari pasar dan mitra rantai pasokan baru untuk mengurangi risiko. Beberapa perusahaan mulai mengalihkan perhatian mereka ke negara dan wilayah lain, mendorong reorganisasi rantai pasokan global.
Singkatnya, perilaku proteksionisme perdagangan AS telah membawa banyak dampak negatif terhadap perekonomian global, dan semua negara perlu bekerja sama untuk menjaga lingkungan perdagangan yang adil dan terbuka.