Berita
Berita
Beranda> Berita Industri> "Jalinan ESG dan Status Logistik Baru Emiten Tiongkok pada 2024"
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Pada saat yang sama, industri logistik juga terus berinovasi dan berubah. Meski tampaknya tidak berhubungan langsung dengan kinerja ESG emiten, nyatanya terdapat keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya. saling mempengaruhi secara tidak langsung.
Konsep ESG menekankan pembangunan berkelanjutan perusahaan, termasuk mengurangi dampak lingkungan, memenuhi tanggung jawab sosial dan mengoptimalkan struktur tata kelola. Hal ini mendorong emiten untuk lebih memperhatikan pemanfaatan sumber daya secara rasional dan peningkatan efisiensi selama beroperasi. Tautan logistik, sebagai bagian penting dari operasi perusahaan, juga terus ditingkatkan dan dioptimalkan sesuai tren ini.
Dari perspektif lingkungan, operasi logistik yang efisien dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Misalnya, langkah-langkah seperti optimalisasi rute transportasi dan penggunaan kendaraan berenergi ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak negatif kegiatan logistik terhadap lingkungan, yang sejalan dengan tujuan lingkungan hidup dalam ESG. Pada saat yang sama, perusahaan logistik sendiri juga aktif mempraktikkan konsep ESG dan mewujudkan logistik ramah lingkungan melalui inovasi teknologi dan optimalisasi manajemen.
Dalam hal tanggung jawab sosial, pengembangan industri logistik sangat penting untuk menjamin penghidupan masyarakat dan meningkatkan lapangan kerja. Layanan logistik yang stabil dan andal dapat memastikan pengiriman barang ke konsumen tepat waktu. Terutama selama periode khusus, seperti epidemi, kelancaran logistik sangat penting untuk memastikan pasokan bahan. Hal ini juga mencerminkan nilai dan kontribusi perusahaan pada tingkat sosial, sesuai dengan persyaratan tanggung jawab sosial dalam ESG.
Dari segi tata kelola, manajemen logistik yang baik dapat meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi perusahaan. Dengan membangun sistem informasi dan sistem manajemen logistik yang lengkap, perusahaan dapat memantau dan mengelola proses logistik dengan lebih baik, mengurangi risiko, dan meningkatkan tingkat tata kelola secara keseluruhan. Hal ini berdampak positif terhadap pemenuhan standar tata kelola dalam ESG.
Namun kita juga harus melihat bahwa industri logistik saat ini masih menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, terdapat permasalahan seperti ketimpangan pembangunan infrastruktur, tingginya biaya logistik, dan kurangnya tenaga ahli di bidang logistik. Permasalahan-permasalahan ini tidak hanya berdampak pada perkembangan industri logistik, namun juga dapat memberikan hambatan tertentu terhadap kinerja LST perusahaan-perusahaan tercatat.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, industri logistik perlu memperkuat kerja sama dengan semua pihak. Membangun kemitraan yang erat dengan pemasok, pelanggan, pemerintah, dll. untuk bersama-sama mempromosikan pembangunan berkelanjutan industri logistik. Pada saat yang sama, meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi serta meningkatkan tingkat informasi dan intelijen logistik juga merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas logistik.
Singkatnya, kinerja ESG emiten Tiongkok dan perkembangan industri logistik pada tahun 2024 saling terkait dan saling memperkuat. Dalam perkembangannya di masa depan, kami berharap dapat melihat keduanya berkembang lebih baik bersama-sama dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.