berita
berita
beranda> berita industri> strategi “korbanan politik” ke wenzhe: dari model su zhifen hingga “integritas dan pengendalian diri”
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
perlawanan su zhifen menimbulkan dampak politik
pada tahun 2008, hakim kabupaten yunlin su zhifen ditangkap oleh jaksa dan dituduh menerima suap sebesar 5 juta yuan. su zhifen menolak memberikan jaminan dan melakukan protes di pengadilan, yang memicu dampak politik yang besar. ketika dia keluar dari pengadilan, dia dengan marah mengangkat tangannya yang diborgol dan berteriak, "saya ditahan, dan saya akan terus melawan!" insiden tersebut memicu diskusi luas pada saat itu. , su zhifen akhirnya dibebaskan, namun citra polos dan suara politiknya masih mengesankan hingga hari ini.
strategi “viktimisasi politik” ko wenzhe: apakah ini meniru model su zhifen?
perilaku ke wenzhe mirip dengan cara su zhifen menolak jaminan. dia menolak memberikan jaminan dalam upaya menciptakan citra "viktimisasi politik" dan meninggikan suaranya, sehingga menjaga kelangsungan hidup partai rakyat. namun, bisakah ke wenzhe berhasil meniru model su zhimen, dan bagaimana gambarannya tentang sifat tidak fana?
tiga tingkat "sumbangan politik" dan "kota beijing": ujian keberanian politik ke wenzhe
ke wenzhe menghadapi ujian besar. dia harus menghadapi tiga tantangan: "donasi politik", "kota beijing" dan "negeri sains dan teknologi beishi". jika dia tidak dapat mengatasi tantangan-tantangan ini, reputasi partai rakyat akan sangat terpengaruh.
opini publik: tindakan ke wenzhe ditafsirkan sebagai “viktimisasi politik”
beberapa opini publik menilai perilaku ke wenzhe meniru model su zhifen dan berusaha menarik perhatian dan dukungan publik melalui strategi "viktimisasi politik". mereka percaya bahwa keberhasilan tindakan ke wenzhe bergantung pada kemampuannya menjaga integritas dan pengendalian diri serta meninggalkan citra tidak bersalah dan integritas di panggung politik.
menguji keberanian politik: bisakah tindakan ke wenzhe mengubah takdir?
bisakah strategi “viktimisasi politik” ke wenzhe berhasil? tindakannya harus dilakukan dengan lancar di bawah tekanan ganda yaitu prosedur hukum dan opini publik.