berita
berita
beranda> berita industri> dana menganggur, kabut ekonomi
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan utang negara dan pembayaran utang yang ada telah menjadi isu penting dalam perekonomian tiongkok. langkah-langkah yang diambil pemerintah, seperti pembiayaan sosial baru, berupaya mengisi kesenjangan pasokan yang tidak mencukupi, namun dampaknya sulit untuk memenuhi perubahan permintaan. strategi pemerintah “terus cetak uang” nampaknya berada pada kondisi dana menganggur.
di satu sisi, penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral berperan sebagai alat kebijakan makro, namun terdapat perbedaan antara keinginan sektor rumah tangga dan korporasi dengan tujuan kebijakan moneter bank sentral. lemahnya pertumbuhan konsumsi dan investasi serta kurangnya reaksi pasar telah membatasi dampak penurunan suku bunga. hal ini menempatkan situasi perekonomian pada keadaan “dana menganggur”.
di sisi lain, utang pemerintah yang terus meningkat memberikan tekanan yang sangat besar terhadap keuangan negara. tekanan untuk membayar kembali utang yang ada juga meningkat, dan pemerintah harus mencari saluran pendanaan baru untuk mendukung pembangunan ekonomi. namun, metode pendanaan ini tidak benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi. sebaliknya, metode ini semakin memperparah fenomena “dana menganggur”.
namun, dengan situasi permintaan yang tidak mencukupi saat ini, langkah-langkah stimulus yang diambil oleh pemerintah sulit untuk menyelesaikan masalah secara efektif. meskipun kebijakan moneter memainkan peran tertentu, dampaknya tampaknya terbatas ketika dihadapkan pada dilema kurangnya permintaan.
hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter saja tidak dapat mengatasi permasalahan perekonomian. kita perlu mengubah secara mendasar sistem distribusi pendapatan nasional dan sistem jaminan sosial untuk meningkatkan pendapatan dan keamanan pekerja guna memecahkan masalah “permintaan yang tidak mencukupi”.