nomor kontak:0755-27206851

Beranda> Berita Industri> Dibalik “8 Hal Menganggur” dalam Rumah Tangga Tiongkok: Perubahan dan Tantangan dalam Konsep Konsumsi

Di balik "8 item menganggur utama" dalam rumah tangga Tiongkok: perubahan dan tantangan dalam konsep konsumsi


한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Tidak digunakan di ruang tamu: posisi meja kopi yang canggung

Meja kopi di ruang tamu harus praktis dan indah. Namun saat ini, ia sering menjadi anggota yang menganggur. Di satu sisi, perubahan gaya rumah modern telah membuat tata ruang tamu yang sederhana dan kosong menjadi lebih populer, membuat meja kopi tampak sedikit berlebihan. Di sisi lain, kenyamanan berbelanja di luar negeri memberi orang lebih banyak pilihan, namun terkadang mereka mengabaikan kegunaan sebenarnya demi mengejar hal-hal baru. Misalnya, meja kopi dengan bentuk unik tetapi fungsinya tunggal yang dibeli dari luar negeri mungkin tidak sesuai dengan tata letak rumah secara keseluruhan dan akhirnya ditinggalkan begitu saja di pojok ruangan.

Bathtub: Kesenjangan antara fantasi romantis dan kenyataan

Bak mandi selalu menjadi dambaan masyarakat akan kehidupan rumah tangga yang nyaman. Namun, dalam keluarga Tionghoa, seringkali menjadi benda iseng. Bak mandi yang dibeli dari luar negeri mungkin jarang digunakan karena ukurannya yang tidak tepat, pemasangan yang merepotkan, atau biaya pembersihan dan pemeliharaan yang mahal. Saat membeli, banyak orang yang tertarik dengan promosi indah produk luar negeri dan membayangkan mereka bisa bersantai di bak mandi setiap hari. Namun kenyataannya, hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan, dan bak mandi hanya bisa dibiarkan begitu saja.

Bay window: pojok rekreasi yang belum dimanfaatkan secara maksimal

Jendela rongga seharusnya menjadi sudut rekreasi yang hangat, namun dalam kehidupan nyata, jendela ini juga mudah untuk tidak digunakan. Konsep dekorasi jendela rongga yang populer di luar negeri telah diperkenalkan ke dalam negeri, dan masyarakat telah mengikutinya dan membeli berbagai bantal jendela rongga, bantal, dan barang lainnya. Namun karena kebiasaan hidup yang berbeda, banyak keluarga yang tidak memanfaatkan ruang ini secara maksimal, sehingga mengakibatkan penumpukan barang di jendela ceruk dan kehilangan kenyamanan dan keindahan aslinya.

Balkon: Rak pakaian dan persaingan memperebutkan ruang

Balkon biasanya menjadi tempat menjemur pakaian, dan rak jemur pakaian wajib dimiliki. Namun kini, beberapa rak pengering pakaian baru yang diperkenalkan dari luar negeri, meskipun memiliki desain baru, mungkin tidak memenuhi kebutuhan sebenarnya keluarga Tionghoa. Misalnya, beberapa rak pengering pakaian lipat yang rumit rumit untuk dioperasikan dan memakan banyak ruang, tidak sepraktis rak pengering pakaian tradisional dan akhirnya ditinggalkan.

Kamar tidur tamu: pemborosan sumber daya di balik kemalasan

Merupakan hal yang lumrah bagi keluarga Tiongkok untuk membiarkan kamar tidur tamu tidak digunakan. Konsep rumah luar negeri menekankan bahwa setiap ruangan harus memiliki fungsi dan dekorasi yang unik, namun di China, karena struktur keluarga dan gaya hidup yang berbeda, frekuensi penggunaan kamar tidur tamu relatif rendah. Saat mendekorasi, banyak orang yang terpengaruh oleh gaya luar negeri dan menghabiskan banyak tenaga dan uang untuk membuat kamar tidur tamu. Akibatnya, hanya sedikit tamu yang menginap, sehingga membuang-buang ruang dan sumber daya.

Sofa: ketidaksesuaian antara pilihan dan permintaan

Sofa merupakan salah satu furniture penting di ruang tamu. Sofa luar negeri hadir dalam berbagai macam model dan bahan, namun dalam memilihnya jika hanya mengutamakan tampilan dan mengabaikan kenyamanan dan kepraktisan maka akan mudah mengakibatkan sofa dibiarkan begitu saja. Misalnya, meskipun beberapa sofa kulit terlihat mewah, sofa tersebut mudah pengap di musim panas dan relatif dingin di musim dingin, yang tidak sejalan dengan karakteristik iklim dan kebiasaan penggunaan masyarakat Tiongkok.

Refleksi dan respon: konsumsi rasional dan kembali ke kepraktisan

Menghadapi fenomena “delapan besar kemalasan” yang muncul dalam keluarga Tionghoa, hendaknya kita melakukan refleksi mendalam. Pertama-tama, kita harus menetapkan konsep konsumsi rasional, tidak mengikuti tren belanja luar negeri begitu saja, dan sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan kebiasaan hidup kita yang sebenarnya. Kedua, saat membeli furnitur dan barang, fokuslah pada kualitas dan kepraktisan, bukan hanya penampilan dan kebaruan. Terakhir, barang-barang yang tidak digunakan dapat diproses melalui saluran seperti platform perdagangan barang bekas untuk mencapai penggunaan kembali sumber daya. Singkatnya, fenomena “delapan kemalasan utama” dalam rumah tangga Tiongkok adalah mikrokosmos dari perubahan konsep konsumsi dan gaya hidup. Kita harus mengambil pelajaran dari hal ini, menyikapi konsumsi dengan sikap yang lebih rasional dan pragmatis, serta menciptakan lingkungan rumah yang benar-benar nyaman dan praktis.