Berita
Berita
Beranda> Berita Industri> “Lima Hal Menganggur” di Rumah Tangga Tiongkok dan Perubahan Konsep Konsumsi
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Saat mendekorasi rumah baru, banyak keluarga memilih memasang bak mandi untuk mengejar apa yang disebut kemewahan dan kenyamanan. Namun dalam penggunaannya, bak mandi tidak hanya membutuhkan banyak air untuk diisi, tetapi juga sangat merepotkan untuk dibersihkan, hingga akhirnya tidak terpakai. Begitu pula dengan sofa yang ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil serta bahan yang tidak nyaman dapat menyebabkannya dibiarkan begitu saja.
Mesin pencuci piring, proyektor, dan peralatan kebugaran sering kali disimpan di rak karena tidak memenuhi kebutuhan keluarga yang sebenarnya atau terlalu jarang digunakan. Mesin pencuci piring mungkin tidak dapat benar-benar menyelesaikan masalah pencucian piring rumah tangga karena masalah seperti kapasitas yang tidak sesuai dan efek pembersihan yang buruk. Proyektor mungkin terlupakan setelah digunakan beberapa kali karena kualitas gambar, efek suara, dan lain-lain tidak sebaik yang diharapkan. Peralatan fitnes memerlukan disiplin diri yang kuat untuk tetap menggunakannya. Kebanyakan orang hanya menggunakannya setelah membelinya sebentar dan kemudian tidak lagi menggunakannya.
Pengiriman ekspres dari luar negeri dari rumah ke rumah telah memperburuk kekacauan konsumsi ini sampai batas tertentu. Saluran belanja yang nyaman dan pilihan produk yang kaya membuat konsumen lebih cenderung melakukan pembelian impulsif. Beberapa produk luar negeri membesar-besarkan fungsi dan pengaruhnya dalam publisitas untuk menarik konsumen agar melakukan pemesanan. Namun, ketika barang-barang tersebut sampai ke tangan konsumen di ribuan gunung dan sungai, ternyata barang-barang tersebut jauh dari yang diharapkan dan akhirnya menganggur.
Hal ini tidak hanya menyebabkan pemborosan sumber daya, namun juga membawa kerugian ekonomi bagi konsumen. Oleh karena itu, kita perlu mengkaji ulang konsep konsumsi kita, berbelanja secara rasional, dan menghindari mengikuti tren dan konsumsi impulsif secara membabi buta. Saat membeli barang, Anda harus sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan aktual dan frekuensi penggunaan Anda, dan jangan tertipu oleh iklan dan promosi.
Pada saat yang sama, berhati-hatilah saat berbelanja di luar negeri. Pahami kondisi sebenarnya, spesifikasi ukuran, penggunaan, dll dari produk untuk memastikan bahwa produk yang Anda beli benar-benar cocok untuk Anda. Selain itu, pedagang juga harus memperkuat promosi produk yang sebenarnya, tidak berlebihan, dan membimbing konsumen untuk mengonsumsi secara rasional.
Singkatnya, fenomena "lima kemalasan utama" dalam keluarga Tionghoa mengingatkan kita bahwa kita harus menetapkan konsep konsumsi yang benar, menghargai sumber daya, dan mengonsumsi secara rasional agar setiap barang yang dibeli dapat memberikan nilai yang pantas.