nomor kontak:0755-27206851

beranda> berita industri> siapa yang akan memeriahkan teater bisu?

siapa yang akan menerangi teater bisu?


한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

di tahun 2023, nasib film-film tiongkok seolah dikelilingi semacam "kabut". entah itu "under the stranger" yang mendapat reaksi keras atau "evakuasi aman dari abad 21" yang mendapat awal yang buruk, keduanya menunjukkan kesenjangan besar antara ekspektasi penonton dan kenyataan. penonton tidak lagi sekedar mengejar pesta visual yang semarak, namun mendambakan realisme dan konflik batin, serta berharap film tersebut dapat memicu pemikiran. industri film sedang berada dalam masalah, menghadapi tuntutan yang lebih tinggi dari penonton akan kualitas konten dan strategi pemasaran.

tag "tidak dapat dipahami" dan "abstrak".

pengalaman pemutaran banyak film membuat penontonnya merasa "terjebak", dan label seperti "tidak dapat dipahami" dan "abstrak" menyebar dengan cepat di internet. kegagalan strategi publisitas film tersebut menyebabkan film tersebut menghadapi opini publik yang negatif, dan terdapat kesenjangan besar antara ekspektasi penonton dan kenyataan. pertunjukan pemutaran "evakuasi aman dari abad 21" dan popularitas serta pertunjukan "dekripsi" dari mulut ke mulut mencerminkan tren ini. stereotip “poin akan dikurangi sebelum menonton” juga menjadi faktor yang meresahkan di luar lapangan.

bagaimana cara menghadapi kehidupan yang mundur?

dalam menghadapi krisis, industri film membutuhkan inovasi yang berani. strategi promosi film perlu mendobrak model tradisional dan menemukan cara berekspresi baru untuk menarik penonton ke bioskop. misalnya, pernyataan publik dan weibo dari hu mei, sutradara "a dream of red mansions", mencoba menjelaskan filosofi kreatifnya dan juga mencerminkan kesulitan yang dihadapi industri film saat ini.

dilema “utamakan keselamatan”

sikap "mengutamakan keselamatan" juga menjadi kelemahan beberapa film. setelah konflik dalam "retrograde life" terjadi di dunia nyata, para sutradara memilih bungkam dan melewatkan kesempatan. ini bukan satu-satunya kasus. banyak strategi promosi film juga mengalami masalah yang sama.

strategi pasar perlu dibentuk kembali

menghadapi tantangan-tantangan ini, industri film tiongkok perlu melakukan perubahan. strategi produksi, promosi dan pemasaran film harus diperbarui. segala sesuatu mulai dari penceritaan hingga strategi pemasaran perlu ditinjau kembali. misalnya, pernyataan publik sutradara "a dream of red mansions" berupaya menjelaskan filosofi kreatifnya dan juga mencerminkan kesulitan yang dihadapi industri film saat ini.

secercah harapan

terlepas dari tantangan yang dihadapi pasar film, film tiongkok masih penuh harapan. film merupakan media pertukaran budaya, dapat membawa resonansi emosional dan merangsang pemikiran. yang dibutuhkan adalah eksekusi yang lebih kuat dan semangat inovatif untuk menjadikan teater kembali menjadi tempat bagi penonton untuk bersantai dan menikmati.