nomor kontak:0755-27206851

Beranda> Berita Industri> "Perubahan Pola Makan Amerika dan Tren Industri di Baliknya"

"Perubahan Pola Makan Amerika dan Dinamika Industri di Baliknya"


한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Sebagai negara multikultural, budaya makanan Amerika Serikat selalu mengalami perubahan. Di masa lalu, McDonald's dan Starbucks berkembang pesat di Amerika Serikat dan bahkan di seluruh dunia dengan layanan yang nyaman, cepat, dan produk terstandarisasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat antusiasme orang Amerika terhadap hal tersebut cukup baik.

Pertama, dilihat dari segi bahan makanannya. Gandum merupakan bahan mentah penting untuk makanan cepat saji seperti burger, dan kualitas serta pasokannya mempunyai dampak penting terhadap operasional restoran cepat saji. Jika ada masalah dengan kualitas gandum atau pasokan tidak stabil, restoran cepat saji mungkin menghadapi masalah seperti kenaikan biaya dan penurunan kualitas produk. Pada saat yang sama, penggunaan bahan makanan berbentuk bubuk juga menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan pangan, yang sampai batas tertentu melemahkan kepercayaan konsumen terhadap makanan cepat saji.

Kedua, perubahan metode memasak juga merupakan faktor kuncinya. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, cara memasak tradisional yang digoreng dan berkalori tinggi tidak lagi populer. Konsumen lebih cenderung memilih metode memasak yang lebih sehat dan alami, seperti memanggang, mengukus, dan lain-lain. Hal ini mengharuskan restoran cepat saji untuk menyesuaikan menu dan cara memasaknya agar sesuai dengan permintaan pasar.

Selain itu, perubahan sikap sosial juga berperan. Saat ini, masyarakat lebih memperhatikan kualitas dan keragaman makanannya, dan tidak lagi sekadar puas dengan cepat mengenyangkan perut. Mereka lebih suka meluangkan waktu untuk mencari makanan segar, organik, dan diproduksi secara lokal. Fokus pada sumber dan persiapan makanan ini menjadi tantangan bagi restoran cepat saji yang mengandalkan produksi industri skala besar.

Selain itu, faktor ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Selama masa ketidakpastian ekonomi, konsumen mungkin menjadi lebih sadar akan anggaran dan memilih alternatif makanan yang lebih murah. Harga produk McDonald's dan Starbucks yang relatif tinggi membatasi pangsa pasar mereka sampai batas tertentu.

Lalu apa hubungannya dengan angkutan udara? Padahal, kargo transportasi udara memegang peranan penting dalam rantai pasok pangan. Misalnya, beberapa bahan segar dan bahan makanan khusus mungkin perlu segera diangkut ke tujuan melalui transportasi udara untuk menjamin kualitas dan kesegarannya.

Jika kargo transportasi udara tidak efisien, beberapa restoran yang mengandalkan bahan-bahan impor mungkin mengalami kekurangan bahan, sehingga mempengaruhi kualitas dan variasi hidangan. Di sisi lain, jika kargo angkutan udara dapat beroperasi secara efisien, restoran dapat lebih mudah memperoleh bahan-bahan berkualitas tinggi dari seluruh dunia dan memberikan pilihan yang lebih beragam kepada konsumen.

Selain itu, biaya angkutan udara juga akan berdampak pada harga pangan. Jika biaya transportasi terlalu tinggi, restoran mungkin memilih untuk menggunakan bahan-bahan lokal atau mengurangi proporsi bahan-bahan impor, yang juga akan mengubah komposisi menu dan strategi harga sampai batas tertentu.

Singkatnya, fenomena orang Amerika yang menolak McDonald's dan Starbucks mencerminkan perubahan dalam masyarakat, ekonomi, kesehatan, dan aspek lainnya. Meskipun angkutan udara dan angkutan barang bukan merupakan faktor langsung, namun secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan industri katering melalui dampaknya terhadap rantai pasok pangan.