berita
Berita
Beranda> Berita Industri> "Permainan Tarif Kendaraan Listrik di Bawah Pertunjukan Dier: Pengamatan Baru pada Perdagangan Sino-AS"
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Perilaku Amerika Serikat ini tidak hanya berdampak pada industri kendaraan listrik Tiongkok, tetapi juga mempengaruhi struktur pasar Tiongkok sendiri sampai batas tertentu. Industri kendaraan listrik Tiongkok secara bertahap muncul di pasar internasional berkat inovasi teknologi dan keunggulan biaya. Namun, kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat tidak diragukan lagi telah menghambat momentum pembangunan ini.
Bagi Tiongkok, dalam menghadapi tekanan tarif AS, percepatan penelitian dan pengembangan teknologi serta peningkatan industri telah menjadi kuncinya. Di satu sisi, pihaknya terus meningkatkan level bidang-bidang inti seperti teknologi baterai dan teknologi penggerak otonom untuk meningkatkan daya saing produk; di sisi lain, secara aktif memperluas pasar domestik, mengoptimalkan tata letak rantai industri, dan mengurangi eksternal ketergantungan.
Pada saat yang sama, Tiongkok juga memperkuat kerja sama dengan negara lain untuk bersama-sama mendorong pengembangan industri kendaraan listrik. Melalui perdagangan dengan Eropa, Asia, dan kawasan lain, pertukaran teknologi dan saling melengkapi pasar akan tercapai, sehingga meningkatkan pengaruh kendaraan listrik Tiongkok dalam skala global.
Pengenaan tarif tambahan oleh AS terhadap kendaraan listrik Tiongkok juga mencerminkan meningkatnya proteksionisme industri dalam negeri. Meskipun kebijakan jangka pendek ini mungkin melindungi kepentingan beberapa perusahaan dalam negeri dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang kebijakan ini tidak kondusif bagi persaingan bebas dan pengembangan inovatif di pasar.
Selain itu, pembangunan fasilitas pengisian tiang pancang juga menjadi bagian penting dalam pengembangan kendaraan listrik. Di Tiongkok, pemerintah sangat mendukung mempopulerkan tiang pengisian daya dan telah membentuk jaringan pengisian daya yang relatif lengkap. Sebaliknya, Amerika Serikat relatif tertinggal dalam pembangunan infrastruktur tiang pengisian daya, yang juga membatasi pengembangan pasar kendaraan listriknya sampai batas tertentu.
Singkatnya, perselisihan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang kendaraan listrik perlu diselesaikan melalui dialog dan konsultasi yang setara antara kedua belah pihak. Hanya dalam lingkungan perdagangan yang adil dan terbuka kita dapat mencapai perkembangan bersama dan mendorong kemajuan industri kendaraan listrik.