berita
Berita
Beranda> Berita Industri> Dibalik Preferensi Pembayaran Tunai: Pilihan dan Penyebab Lansia dan Penduduk Pedesaan
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Para lansia seringkali memiliki kemampuan yang relatif lemah untuk mempelajari hal-hal baru seiring bertambahnya usia. Mereka merasa asing dan bingung dengan metode pembayaran elektronik yang mengandalkan smartphone dan internet. Banyak orang lanjut usia yang bahkan tidak memiliki ponsel pintar, atau bahkan jika mereka memilikinya, mereka hanya menggunakannya untuk panggilan telepon biasa. Mereka merasa kesulitan untuk mengunduh, mendaftar, dan menggunakan berbagai perangkat lunak pembayaran. Mereka terbiasa dengan keterusterangan dan kesederhanaan transaksi tunai. Mereka membayar uang dengan satu tangan dan mengirimkan barang dengan tangan lainnya, dan mereka merasa nyaman.
Situasi penduduk pedesaan juga memiliki kekhasan tersendiri. Sinyal jaringan di beberapa daerah pedesaan tidak stabil, menyebabkan masalah seperti kelambatan dan terputusnya proses pembayaran elektronik, sehingga mempengaruhi pengalaman pembayaran. Selain itu, layanan keuangan di daerah pedesaan relatif tertinggal, dan beberapa pedagang mungkin tidak dilengkapi dengan peralatan pembayaran elektronik, atau bahkan jika dilengkapi, publisitas dan panduan mereka kurang efektif, sehingga menyebabkan rendahnya pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap pembayaran elektronik.
Dari sudut pandang kebiasaan konsumsi, para lansia dan penduduk pedesaan menjadi tergantung pada uang tunai dalam kehidupan jangka panjang mereka. Dalam benak mereka, uang tunai terlihat dan nyata, yang memungkinkan mereka merasakan status sebenarnya dari kekayaan dan konsumsi mereka. Namun pembayaran elektronik hanyalah serangkaian perubahan angka dan kurang memiliki sentuhan nyata sehingga membuat mereka merasa ragu.
Tingkat pendidikan juga menjadi salah satu faktornya. Banyak orang lanjut usia dan penduduk pedesaan memiliki pendidikan yang terbatas dan pemahaman yang kurang tentang pengetahuan keuangan dan pengetahuan keamanan jaringan yang terlibat dalam pembayaran elektronik, dan khawatir tentang masalah seperti pencurian dana dan penipuan selama penggunaan. Mereka percaya bahwa pembayaran tunai relatif lebih aman dan risikonya lebih kecil.
Pada saat yang sama, lingkungan sosial juga mempengaruhi pilihan pembayaran mereka sampai batas tertentu. Di pedesaan, sebagian besar transaksi antar tetangga dilakukan secara tunai, dan cara transaksi tradisional ini telah membentuk budaya dan kebiasaan di daerah setempat. Selain itu, bagi sebagian lansia, sebagian besar teman mereka juga menggunakan uang tunai untuk membayar. Jika mereka mencoba membayar secara elektronik, mereka mungkin merasa tidak selaras dengan kelompoknya.
Namun seiring berkembangnya masyarakat, manfaat pembayaran elektronik menjadi semakin nyata. Memiliki keunggulan kenyamanan, efisiensi, penghematan waktu, dll, serta dapat menghindari risiko dan ketidaknyamanan membawa uang tunai dalam jumlah besar. Bagi para lansia dan penduduk pedesaan, secara bertahap beradaptasi dan menerima pembayaran elektronik akan membawa lebih banyak kenyamanan dalam hidup mereka.
Untuk meningkatkan penerimaan pembayaran elektronik di kalangan lansia dan masyarakat pedesaan, semua pihak harus bekerja sama. Pemerintah dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur jaringan di pedesaan, meningkatkan kualitas jangkauan jaringan, dan menyediakan kondisi perangkat keras yang baik untuk pembayaran elektronik. Lembaga keuangan dapat memperkuat publisitas dan promosi pembayaran elektronik dan melaksanakan kegiatan pelatihan yang relevan untuk membantu mereka memahami dan menguasai metode pengoperasian dan tindakan pencegahan pembayaran elektronik. Pada saat yang sama, komunitas dan komite desa juga dapat berperan dalam mengorganisir relawan untuk memberikan bantuan dan bimbingan langsung kepada para lansia dan penduduk pedesaan.
Selain itu, platform pembayaran juga harus terus mengoptimalkan desain produk agar lebih ringkas dan mudah digunakan, sejalan dengan kebiasaan penggunaan masyarakat lanjut usia dan masyarakat pedesaan. Tambahkan beberapa fungsi yang mudah digunakan, seperti perintah suara, tampilan font besar, dll., untuk menurunkan ambang penggunaan. Pedagang juga harus merespons secara proaktif, melengkapi peralatan pembayaran elektronik secara proaktif, dan menyediakan berbagai pilihan pembayaran kepada konsumen.
Singkatnya, mengubah kebiasaan membayar para lansia dan penduduk pedesaan memerlukan perhatian dan upaya seluruh masyarakat. Hanya dengan cara ini mereka dapat berintegrasi dengan lebih baik ke era digital dan menikmati kemudahan yang dibawa oleh teknologi.